Penggunaan kecerdasan buatan dapat menyederhanakan manajemen versi pesawat berawak, dan secara signifikan memperluas kemampuan Su-57 tanpa awak, tulis Military Watch Magazine . Faktanya adalah bahwa kemampuan manuver pesawat tempur modern sangat dibatasi oleh kemampuan pilot yang tidak mampu menahan beban untuk waktu yang lama. Pesawat tempur tanpa awak dapat melakukan manuver yang bisa mengakibatkan pilot bisa kehilangan kesadaran atau mati.
Selain itu, penggunaan AI jarak jauh akan mengurangi kerentanan terhadap sistem dan kompleks yang mampu menekan sinyal atau mengendalikan kontrol pesawat. Sebagai contoh, jika drone siluman AS RQ-170 dikendalikan dengan kecerdasan buatan, Iran hampir tidak akan berhasil mencegatnya dan mendaratkannya di pangkalan udara mereka pada tahun 2011. Setelah sejumlah tes yang sukses, AS meninggalkan proyek Northrop Grumman X-47B, yang direncanakan untuk menciptakan pesawat tempur yang dikemudikan jarak jauh, yang mendukung pengembangan pesawat tempur generasi keenam dengan kecerdasan buatan.
Sampai saat ini, pengembangan teknologi kecerdasan buatan adalah kunci untuk menciptakan pesawat tempur tak berawak. Pesawat seperti itu dapat memberi keuntungan signifikan bagi Angkatan Udara Rusia.
Ingat, sudah diketahui sebelumnya bahwa Su-57 melakukan uji coba kompleks komunikasi generasi baru C-111.
Show Parser Hide Parser